
yen kembali melemah
Mata uang yen Jepang melemah dalam sepekan terakhir turun 1,4% ke level 154,62 per dolar Amerika Serikat (AS). Diketahui penyebabnya ialah laporan inflasi yang tinggi di AS yang membuat pelaku pasar menunda ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) hingga akhir tahun. Yen Kembali Melemah
Di sisi lain, rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium semakin menekan yen. Untuk itu, Menteri Perdagangan Jepang Yoji Muto menyatakan pemerintahnya telah meminta pengecualian perusahaan Jepang tidak terkena kebijakan tersebut. Tak berhenti di situ, beberapa ahli juga memberikan respon terhadap pelemahan yen. Bahkan, Currency Strategist di TD Securities Jayati Bharadwaj menyebut akan ada ketidakpastian yang tercipta akibat situasi ini. “Perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang semakin melebar, menciptakan ketidakpastian yang besar,” ujar Bharadwaj. Sementara itu, Strategist di Oversea-Chinese Banking Corp Singapore Christopher Wong menambahkan risiko Jepang terkena dampak tarif ini cukup nyata dan dapat memperburuk prospek yen dalam waktu dekat.

Meski begitu, yen tetap menjadi yang paling unggul di antara mata uang negara mata uang terbesar sepanjang tahun ini. Namun, pelemahan lebih lanjut bisa menarik perhatian otoritas Jepang, yang sebelumnya telah memperingatkan pergerakan ekstrem di pasar valuta asing. Lebih jauh lagi, pelemahan yen dapat mendorong investor Jepang untuk mencari aset yang lebih menguntungkan, seperti Bitcoin (BTC).